Puisi-puisi

Muhammad Nurhalis Gemilang Wicaksono (AP'18)

 

Bersikap Biasa

Tak dapat lagi menggambarkan

Perihal keadaan nan senantiasa berkembang dan berakar tunggang

Menggigit badan yang rapuh

Lagi penuh air kasih suratan tak bertinta

Jalan ini menuju jurang penantian

Terhampar dan terbentang dalam bendungan-bendungan logika rasa

Sudah, akhiri dan putuskan saja

Melobi-lobi rentetan tembakan orgasme rasa dan aroma senja

#1

 

 

Ramu keraguan

Banyak hal yang erlu diperbaiki namun lupa apa itu kata hati

Erangan keras kadang menyejukkan bila untuk yang namanya perubahan

Lembut sapaan pun dikalahkannya

Anggapan adalah boleh untuk para manusia

Jarum pembatas dan [embeda adalah syarat utama adanya

Ramuan campuaran biasa itu mesti dan patut sesuaikan

#2

 

 

Absurd nan absurd

Bagaimana ya?

Mengatur hati adalah perihal rumit nan tak diketahui

Menyulut dan memadamkan sesuatu di dalamnya sukar kiranya

Bagaimana ya pengobatannya?

 

Bersamaan dengan cahaya putih pagi hari

Terombang-ambing keresahan ditawarkan

Lewat ucapan selamat pagi

Harapan untuk menikmati hari berasal dari hati

#3

 

 

Lagi Mari

Sekira tafakkur sudah mencukupi

Namun masih banyak lubang nan belum tertutupi

Sekira kontemplasi sudah memadai (rasanya)

Namun masih sedikit waktu yang membersamai

Sekira bunga mawar bermekaran mewangi

Namun tumpukan nasi masih banyak dihamburi

 

Masih perlu lagi dan lagi

Keras dan lembut harus menyertai

Sebagai pengkontruksi medan nan ditempati

#4

 

 

 

Penutup

Bersama angin malam nan membisik

Semut hitam nan keluar berlalu lalang

Dijumpai dengan hangatnya gurauan

 

Ada bulatnya rembulan nan tertawa

Semringah, kekuning-kuningan dalam pandang

Selamat malam untaian

Selamat istirahat goresan

#5

 

#SALAM