Artikel – “Panggung Pendidikan Bagi Pemuda Di Masa Pandemi”-Kurnila Maruhawa (AP’20) | hmapunand

“Panggung Pendidikan Bagi Pemuda Di Masa Pandemi”

By: Kurnila Maruhawa (AP'20)

  Bung Karno pernah berkata, “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Apakah benar, pemuda bisa menjadi mobilitas dunia? Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Pasal 1 Tentang Kepemudaan memberikan definisi pemuda, yaitu warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.

  Covid-19 yang tak kunjung hilang membuat pemerintah Indonesia memberikan peraturan baru tentang pendidikan melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease  2019 (COVID-19). Belajar dari rumah atau secara daring hingga saat ini masih dilaksanakan oleh pelajar maupun mahasiswa. Hal ini dilakukan agar mencegah penularan Covid-19 yang semakin meningkat di Indonesia. Namun, dalam menjalani proses belajar mengajar dari rumah, tak sedikit juga yang mengeluh mengenai materi yang sulit dipahami, kuota internet yang belum tiba, jaringan internet yang tidak stabil, dan sebagainya. Di samping berbagai keluhan itu, perubahan dalam memajukan pendidikan saat ini terus berinovasi.

   Pendidikan adalah kunci utama dalam memajukan Indonesia menjadi lebih baik. Peran pemuda sangat diharapkan kontribusinya. Apalagi di saat wabah yang melanda Indonesia, pemikiran kritis dan segala eksistensi pemuda harus bisa turut andil dalam bagiannya. Pemuda harus memiliki tanggung jawab di dunia pendidikan walaupun saat ini kegiatan dilakukan secara daring.

   Meskipun kegiatan belajar dari rumah belum berakhir, tetapi bukan berarti pemikiran juga terkurung di rumah. Hal yang harus diingatkan untuk pemuda ialah jangan menyerah dan teruslah berinovasi. Segala aspek inovasi harus bisa digerakkan oleh pemuda dalam dunia pendidikan saat ini. Seperti halnya teknologi yang terus berkembang dan berinovasi, kegiatan tatap muka secara virtual juga tidak kalah berkembang. Ada saja faktor yang bisa membuat orang-orang saat ini terus bertatap muka secara virtual dan menyenangkan, salah satunya ingin tetap kreatif dan produktif di masa pandemi.

     Tidak heran jikalau pemuda sudah terlihat andil dalam dunia pendidikan saat ini. Hal ini bisa dibuktikan dengan berbagai kegiatan daring, salah satunya Webinar yang bisa menjadi panggung bagi pemuda dalam dunia pendidikan di saat pandemi untuk menyatukan pemuda dari berbagai kalangan. Mengutip dari Wikipedia, Webinar adalah kegiatan seminar yang dilakukan secara daring, menggunakan situs web atau aplikasi tertentu berbasis internet. Cara ini memungkinkan pembicara atau pengisi materi membagikan informasi mereka jarak jauh, lewat internet maupun media elektronik lainnya.

  Pemanfaatan panggung pendidikan “Webinar” yang sudah tidak asing lagi menjadi daya tarik tersendiri untuk sharing seputar pendidikan dan menjaga eksistensi pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh, kegiatan Webinar juga dilakukan oleh beberapa pemuda inspiratif, seperti Jerome Polin, Maudy Ayunda, Najwa Shihab, Cinta Laura, dan pemuda lainnya yang turut produktif di masa pandemi. Meskipun panggung pendidikan ini dilakukan secara virtual, tidak sedikit yang ikut dalam kegiatannya. Hal ini dikarenakan biaya yang murah dan efisiensi waktu pelaksanaan. Dengan adanya Webinar, tidak ada alasan bagi pemuda untuk tidak memberikan kontribusinya dalam menyampaikan ide dan pemikiran dalam dunia pendidikan.

   Jadi, pemuda harus bisa menjadi mobilitas dalam pendidikan saat ini walaupun wabah Covid-19 belum berakhir. Pemuda harus sadar bahwa pendidikan itu sangat penting dan juga harus bisa berinovasi serta memikirkan cara bagaimana bisa berperan menjaga eksistensi dan kualitas pendidikan agar bisa dirasakan oleh berbagai kalangan. Peran dan tantangan pemuda dalam pendidikan saat ini memanglah berat. Namun, bukan berarti tidak bisa mewujudkan cita-cita bangsa. Asal ada kemauan untuk bersatu dan berubah, maka segala tantangan tersebut menjadi mudah. Oleh karena itu, pemuda sangat diharapkan untuk mengambil peran terhadap pendidikan saat ini, salah satunya menjadi pengguna panggung pendidikan baik sebagai pengisi materi maupun sekadar mendengarkan dan memaknainya.